Sebuah puisi kenangan
Sebuah puisi karyaku yang didedikasikan kepada seseorang ditahun 2015 dan dia entah kemana aku tidak tahu. Meski kumerindu namun kukan menjaganya menjadi sebuah kenangan
Sebuah kisah kenangan
Pandang pandangilah sampai matamu lelah
Pedih di kelopak mata sampai berair
Maki memakilah, hingga kau rasa sekat di tenggorokanmu
Berteriaklah bagai petir menggelegar hingga kau puas membikin gema
Marahlah hingga kau merasa bahwa itu amarahmu yang paling terbesar
Cacilah maki, hingga itulah yang akan bisa buat kau puas tanpa merenung suatu akibat yang menunggumu
Tak pernah menyadarikah, setiap kata itu 'bak tercatat seperti sebuah diary kecil yang memuat berbagai peristiwa.
Diari yang mampu dan kuat sebesar apapun kelakuanmu.
Kebaikanmu akan termuat, menyadari akan lebih baik untuk tidak memenuhi diary itu.
Berpijarlah bagai mentari pagi
Bukan sebaliknya,
Menghalangi matahari untuk berpijar
Jakarta 19 November 2015
- Widi -
#NulisRandom2017
Komentar
Posting Komentar